Sudah menjadi kelaziman dan kewajaran serta menjadi kebiasaan tatkala kita membaca sebuah artikel, sebuah post, sebuah bacaan maupun sebuah pemikiran yang dianggap paling menarik di sebuah website maupun weblog. Dan sering juga ketika kita merasa senang atau tidak suka akan bacaan tersebut, kita meninggalkan komentar yang ditujukan kepada si penulis sebagai tanggapan kita, penilaian kita, dan pendapat kita dari artikel yang telah kita baca. Tentu saja, komentar yang akan kita sampaikan seyogyanya berkaitan dengan artikel yang telah dibaca, atau setidaknya berkaitan dengan isi keseluruhan dalam website atau weblog tersebut. Komentar yang disampaikan biasanya menggunakan bahasa yang santai, tidak terlalu kaku, tidak terlalu panjang layaknya sebuah pesan SMS.
Namun, saya sering merasa tidak enak ketika pernah suatu ketika melihat sebuah komentar yang disampaikan orang lain. Frase "tidak enak" di sini bukan berarti jorok sekali, namun terdengar tidak enak bila diucapkan sesuai ejaan dan tulisannya. Dan, sebuah kata yang sering membuat saya geli dan keheranan adalah kata "Ass......". Memang, bagi Anda yang benar-benar mengerti bahasa SMS, akan merasa terbiasa dengan kata "Ass" ini. Jika Anda sudah benar-benar mengerti, tentu kata tersebut memiliki maksud yang baik, yaitu sekadar mengucapkan salam secara Islami kepada yang diberi komentar. Dan dalam artian panjang, kata "Ass" tersebut berarti Assalamu 'alaikum secara umum (singkat) atau Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Tetapi, bagi yang awam bahasa SMS, akan menjadi buruk maknanya.
Lantas, dari sisi mana saya mengatakan bahwa kata "Ass" itu akan bermakna tidak mengenakkan dan selayaknya tidak digunakan? Saya memandangnya dari sisi sederhana saja. Yang pertama dan terakhir, saya memandangnya dari arti kata tersebut dari bahasa Inggris. Semua tentu sudah mengerti, jika dalam bahasa Inggris, terdapat kata "Ass" yang merujuk pada nama anggota tubuh manusia. Tahukah Anda apa artinya dalam bahasa Indonesia? Ya, arti kata "Ass" adalah (maaf) Pantat. Dan tahukah Anda apa itu pantat? Kalau dalam bahasa Jawa nama lainnya adalah bokong. Selanjutnya tidak perlu membahas seluk-beluk pantat. Kembali pada persoalan utama. Sapai saat ini, Anda sudah mengerti mengapa saya memandangnya kurang enak?
Kata "Ass" ini sering saya jumpai tidak hanya ketika berpetualang di internet. Kata ini sering saya jumpai dengan teman-teman saya sewaktu saling ber-SMS ria. Sudah jamak diketahui jika penyingkatan kata adalah untuk tujuan penghematan ruang ketik dan pulsa. Hingga makna yang sebenarnya dan estetikanya dikorbankan. Ya, seperti kata "Ass" ini. Saya pernah membalas SMS teman saya tersebut dengan teguran, yang intinya memperingatkan kalau penyingkatan kata salam tersebut kurang tepat. Tetapi, layaknya penyakit menular, teman-teman saya yang lain juga seolah ikut-ikutan mengirimkan salam dengan kata "Ass". Misal saja, "Ass...., lagi ngapain?", "Ass...., besok waktunya Jum'atan di skul?", atau "Ya udah makasih. Ass....". Repot. Sejak saat itu, saya malas memperingatkan teman saya lagi. Bayangkan saja, jika saya mengirimkan SMS teguran ke seluruh teman-teman saya 10 orang setiap hari, dan saya memakai operator Simpati, berapa pulsa yang terkuras. Padahal, teman-teman saya rata-rata memakai operator IM3. Melarat, nih.
Berpijak dari situlah, saya menghimbau semua orang, khususnya Muslim dan Muslimah, hendaknya dalam menyampaikan salam dengan SMS, maupun menyampaikan komentar, salam ditulis secara lengkap dan umum. Misalnya saja, "Assalamu 'alaikum". Itu sudah cukup. Kita tentu harus memperhatikan estetika dalam berkomunikasi. Coba saja pikirkan, kita menuliskan kata "Ass" dalam SMS ataupun sebagai komentar, berarti kita memanggil si penulis atau yang dikirimi SMS dengan kata "Pantat". Contohnya, "Hai, Ass.....". Bisa berarti kita memanggil mereka dengan sapaan: "Hai, Pantat.....". Bisa-bisa si empunya yang mengerti merasa terhina. Mari, kita refleksikan diri kita.
Namun, saya sering merasa tidak enak ketika pernah suatu ketika melihat sebuah komentar yang disampaikan orang lain. Frase "tidak enak" di sini bukan berarti jorok sekali, namun terdengar tidak enak bila diucapkan sesuai ejaan dan tulisannya. Dan, sebuah kata yang sering membuat saya geli dan keheranan adalah kata "Ass......". Memang, bagi Anda yang benar-benar mengerti bahasa SMS, akan merasa terbiasa dengan kata "Ass" ini. Jika Anda sudah benar-benar mengerti, tentu kata tersebut memiliki maksud yang baik, yaitu sekadar mengucapkan salam secara Islami kepada yang diberi komentar. Dan dalam artian panjang, kata "Ass" tersebut berarti Assalamu 'alaikum secara umum (singkat) atau Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Tetapi, bagi yang awam bahasa SMS, akan menjadi buruk maknanya.
Lantas, dari sisi mana saya mengatakan bahwa kata "Ass" itu akan bermakna tidak mengenakkan dan selayaknya tidak digunakan? Saya memandangnya dari sisi sederhana saja. Yang pertama dan terakhir, saya memandangnya dari arti kata tersebut dari bahasa Inggris. Semua tentu sudah mengerti, jika dalam bahasa Inggris, terdapat kata "Ass" yang merujuk pada nama anggota tubuh manusia. Tahukah Anda apa artinya dalam bahasa Indonesia? Ya, arti kata "Ass" adalah (maaf) Pantat. Dan tahukah Anda apa itu pantat? Kalau dalam bahasa Jawa nama lainnya adalah bokong. Selanjutnya tidak perlu membahas seluk-beluk pantat. Kembali pada persoalan utama. Sapai saat ini, Anda sudah mengerti mengapa saya memandangnya kurang enak?
Kata "Ass" ini sering saya jumpai tidak hanya ketika berpetualang di internet. Kata ini sering saya jumpai dengan teman-teman saya sewaktu saling ber-SMS ria. Sudah jamak diketahui jika penyingkatan kata adalah untuk tujuan penghematan ruang ketik dan pulsa. Hingga makna yang sebenarnya dan estetikanya dikorbankan. Ya, seperti kata "Ass" ini. Saya pernah membalas SMS teman saya tersebut dengan teguran, yang intinya memperingatkan kalau penyingkatan kata salam tersebut kurang tepat. Tetapi, layaknya penyakit menular, teman-teman saya yang lain juga seolah ikut-ikutan mengirimkan salam dengan kata "Ass". Misal saja, "Ass...., lagi ngapain?", "Ass...., besok waktunya Jum'atan di skul?", atau "Ya udah makasih. Ass....". Repot. Sejak saat itu, saya malas memperingatkan teman saya lagi. Bayangkan saja, jika saya mengirimkan SMS teguran ke seluruh teman-teman saya 10 orang setiap hari, dan saya memakai operator Simpati, berapa pulsa yang terkuras. Padahal, teman-teman saya rata-rata memakai operator IM3. Melarat, nih.
Berpijak dari situlah, saya menghimbau semua orang, khususnya Muslim dan Muslimah, hendaknya dalam menyampaikan salam dengan SMS, maupun menyampaikan komentar, salam ditulis secara lengkap dan umum. Misalnya saja, "Assalamu 'alaikum". Itu sudah cukup. Kita tentu harus memperhatikan estetika dalam berkomunikasi. Coba saja pikirkan, kita menuliskan kata "Ass" dalam SMS ataupun sebagai komentar, berarti kita memanggil si penulis atau yang dikirimi SMS dengan kata "Pantat". Contohnya, "Hai, Ass.....". Bisa berarti kita memanggil mereka dengan sapaan: "Hai, Pantat.....". Bisa-bisa si empunya yang mengerti merasa terhina. Mari, kita refleksikan diri kita.
0 comments:
Post a Comment
Setelah membaca post di atas, kasih comment (NO SEX and NO SARA) ya! Thanks!