Sunday, August 30, 2009

Plone, CMS Open Source yang Paling Menjanjikan

Plone, mungkin di antara Anda semua pernah mendengar nama ini, mungkin juga tidak. Jika ada yang tidak tahu, baiklah, saya akan menjelaskannya.

Plone, yang diproduksi oleh Plone Foundation, sebuah 501 (c) (3) tidak untuk organisasi nirlaba, adalah semacam manajemen CMS Open Source seperti Joomla!, Drupal, maupun Wordpress. Plone Foundation mengklaim, Plone adalah cara yang ampuh, fleksibel, dan merupakan solusi manajemen konten yang mudah untuk menginstal dan menggunakannya.


Plone memungkinkan orang-orang yang awam atau kurang paham tentang web, untuk membuat dan mengelola informasi hanya dengan menggunakan web browser. Dianggap sempurna untuk situs web dan intranet, Plone menawarkan keamanan yang superior, tanpa mengorbankan kemudahan penggunaan. Anda bisa melihat lebih banyak lagi beberapa klaim dari pihak Plone Foundation dan segala sesuatu tentang hal ini di sini.

Berdasarkan CVE (Common Vulnerabilities Exposures), sebuah standar untuk kerentanan keamanan informasi nama dan data, dan juga berdasarkan Ohloh, sebuah situs open source network, mereka mengatakan bahwa Plone lebih top 2% dari semua proyek open source di seluruh dunia, dengan 200 pengembang inti dan lebih dari 300 penyedia solusi (service center) di 57 negara. Proyek ini telah aktif dikembangkan sejak tahun 2001, tersedia lebih dari 40 bahasa, dan memiliki catatan keamanan terbaik dari setiap CMS sekaliber Joomla!, Drupal, dan Wordpress. Berdasarkan www.packtub.com, sebuah situs yang meneliti tentang CMS Open Source dan memberikan penghargaan kepada CMS Ope Source terbaik, menetapkan Plone sebagai pemenang pertama Best Other Open Source CMS 2008, mengalahkan dotCMS dan DotNetNuke.

Jadi, setelah membaca statement di atas, mungkin Anda tertarik untuk mencoba Plone sebagai CMS Open Source Anda. Anda dapat men-download versi terbaru dari Plone, Plone 3.3. Pada versi terbaru ini, tidak terjadi perubahan signifikan dan simpel, yakni upgrade yang lebih halus dari versi sebelumnya, yaitu 3.0, 3.1, dan 3.2. Berikut adalah link-link yang bisa Anda download dengan meng-klik link tersebut:

Plone 3.3 untuk Windows (Ukuran 31 MB)
- Windows Installer (Kompatibilitas dengan Windows 2000, 2003, XP, Vista, dan Windos 7)

Plone 3.3 untuk Linux/BSD/Unix (Ukuran 30 MB)
- United Installer untuk Linux/BSD/Unix/Solaris (Mengkompilasi dan menginstal Python, Zope, dan Plone ditambah dependensi untuk Anda)

Plone 3.3 untuk Mac OS X (Ukuran 30 MB)
- Mac OS X Installer for Intel dan PPC (10,4 dan 10,5)

Semoga Anda menikmati dan senang dengan kemudahan Plone. Selamat mencoba!

Read more »

Saturday, August 29, 2009

Dua Kali Terbaring Sakit Karena Satu Macam Penyakit

Apa yang saya alami ini terjadi baru-baru saja, seminggu lebih. Dan dalam seminggu lebih itu, saya dua kali terbaring sakit. Yang pertama terjadi sebelum bulan Ramadhan, dan yang kedua terjadi di awal-awal bulan Ramadhan. Langsung saja saya ceritakan untuk mempersingkat waktu.

Perlu untuk Anda ketahui, saya adalah mahasiswa baru Universitas Brawijaya (UB), Malang untuk tahun akademik 2009/2010 atau bisa juga disebut angkatan '47. Saya mengambil jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian. Tentu karena saya berkuliah di Malang, saya harus indekos di dekat UB, karena rumah orang tua saya di Sidoarjo. Namun, saya membawa kendaraan sepeda motor untuk kemudahan transportasi.

Sebagai mahasiswa baru, tentu lumrah jika kita wajib mengikuti yang namanya Orientasi Pengenalan Kampus (OSPEK). Begitu juga yang ada di UB. Kegiatan itu berlangsung selama empat hari, satu hari ospek tingkat universitas yang mana peng-handle adalah para senior mahasiswa dari Eksekutif Mahasiswa (EM UB) pusat. Dan yang tiga hari setelahnya adalah ospek tingkat fakultas yang mana peng-handle adalah para senior mahasiswa dari BEM Fakultas.

Hari pertama, yaitu pada tanggal 18 Agustus 2009, bertepatan pada hari Selasa, diselenggarakan yang namanya PK2MU (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Universitas). Kegiatannya dibuka dengan upacara yang dimulai sekitar pukul 07.00 (tapi saya tidak tahu pasti karena semua mahasiswa baru tidak diperkenankan membawa jam tangan dan handphone). Kegiatan PK2MU dibuka oleh Rektor UB, Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito. Setelah itu, semua mahasiswa baru yang terbagi antara cluster 1-22, dibawa menuju dua tempat. Yang cluster 1-11 menuju gedung Samantha Krida untuk mengikuti acara seminar yang pembicaranya adalah Rektor UB dengan Pembantu Rektornya (ada tiga Pembantu Rektor), diikuti temu tokoh yang menghadirkan salah satu pimpinan KPK, M. Jasin. Beliau juga lulusan S1 UB jurusan Ilmu Administrasi (dulu Ilmu ketatanegaraan). Sedangkan yang cluster 12-22 menuju gazebo dekat Fakultas Kedokteran untuk diberi materi training motivation. Setelah duhur, kedua kloter ini bertukar tempat agar dapat merasakan acara yang sama. Saya sendiri masuk cluster 6.

Sebelumnya, pada pukul 05.00, kami para mahasiswa baru, khususnya Fakultas Pertanian, mendapat briefing dari kakak senior mengenai perihal tugas-tugas yang harus dibawa esok hari Selasa untuk ospek Fakultas. Saya melalui hari pertama dengan cukup lancar. Setelah acara usai pukul 17.00, saya kembali ke kos saya.

Setelah solat asar, mandi, kemudian solat magrib, saya berkoodinasi dengan teman-teman kelompok saya yang tergabung dalam kelompok 15 (Kelompok Kutu Daun) untuk membahas tugas kelompok dan individu agar lebih mudah. Setelah clear, saya kembali ke kos saya sekitar pukul 21.30. Sampai kos langsung silat isya', kemudian menuju meja belajar untuk mengerjakan tugas-tugas dari kakak senior yang berjibun. Awalnya saya merasa masih fit, namun suara agak serak-serak karena berteriak sepanjang hari untuk meneriakkan jargon Brawijaya. Ketika tugas sudah terselesaikan 80%, saya merasa lelah, sehingga saya memutuskan untuk beristirahat. Waktu itu jam menunjukkan pukul 02.30 dini hari. Di sinilah petaka dimulai.

Saat bangun, jam ternyata telah menunjukkan pukul 8.00 WIB. Ditambah lagi badan meriang, suara nyaris hilang, batuk-batuk, dan tenggorokan gatal. Seketika itu pula saya langsung ke dokter untuk diperiksa, dan ternyata saya sakit radang tenggorokan. Saya disuruh istirahat dua hari. Saya juga diberi surat dokter. Langkah selanjutnya adalah memohon bantuan ibu kos untuk menulis surat dan menyerahkannya ke ketua pelaksana ospek. Bahkan orang tua sampai harus datang dari Sidoarjo sore harinya karena khawatir.

Setelah dua hari berlalu, saya sudah merasa agak enakan. Saya bertekad mengikuti ospek di hari terakhir, sekalipun belum fit betul. Karena itu, saya langsung menghubungi teman-teman saya untuk bertanya tugas-tugas apa yang harus dibawa di hari ospek terakhir, yaitu hari Jumat, 21 Agustus 2009. Setelah tugas selesai, saya besok bisa mengikuti ospek dengan cukup lancar dan ospek pun berakhir. Saya bersyukur karena tidak usah megikuti ospek sebagai pengganti hari saya tidak masuk. Malam hari saya ikut tarawih, karena besok Sabtunya, 22 Agustus 2009, puasa sudah dimulai.

Hari pertama puasa lancar. Tarawih kedua pun saya jalani dengan baik di malam harinya. Tapi, petaka kembali terjadi sesaat setelah sahur. Badan kembali meriang, batuk-batuk, pusing. Saya memutuskan setelah solat subuh langsung tidur, berharap ketika bangun sudah baik kembali. Tapi, apa yang saya harapkan tidak berjalan sesuai harapan. Badan tetap tidak enak. Tapi, saya tetap memaksakan diri untuk puasa hingga magrib. Nah, setelah buka puasa, badan saya semakin panas, batuk-batuk, pusing semakin berat. Langsung saja saya memberitahu orang tua, dan mereka langsung menjemput saya malam itu juga habis isya' dari Sidoarjo. Setelah dijemput, saya langsung pulang dan esoknya saya berobat ke dokter, dan dengan terpaksa saya tidak berpuasa selama tiga hari terhitung mulai Senin, 24 Agustus 2009 sampai hari Rabu. Pada hari Kamisnya, saya kontrol kembali ke dokter dan diberi beberapa obat tambahan dan vitamin, namun saya telah puasa. Jadi, minum obatnya sehabis buka dan sehabis sahur. Padahal hari Selasa, Kamis, dan Jum'at adalah jadwal kuliah saya, Tapi, ya terpaksa izin. Dan saya akan masuk pada hari Selasa beikutnya.

Demikianlah cerita saya. Saya mengalami sakit dua kali hanya dalam waktu yang berdekatan. Dan penyebabnya hanya satu macam, radang tenggorokan. Penyakit ini paling sering saya alami. Mungkin karena alergi.
Read more »

Thursday, August 6, 2009

Paku Kuntilanak, Film Horor atau Film Porno?


Satu lagi film horor Indonesia yang membuat heboh dan menimbulkan kontroversi di mata masyarakat, entah yang awam soal film maupun yang expert. Apa film itu? Film yang menghebohkan tersebut adalah Paku Kuntilanak, yang bintang utamanya adalah Dewi Persik. Setelah beradegan agak seronok dalam film Tali Pocong Perawan, kini si Dewi Persik kembali membuat heboh dalam Paku Kuntilanak. Paku Kuntilanak ini berkisah tentang perburuan terhadap sesosok kuntilanak yang menjelma menjadi manusia kembali setelah paku di kepalanya terlepas secara tidak sengaja oleh seseorang, yang mengakibatkan kuntilanak menuntut balas.
Dalam film tersebut, sebenarnya porsi horornya tidak terlalu berbobot, justru hal-hal yang dianggap mengumbar sensasi-lah yang banyak mendominasi jalannya cerita. Diantaranya adalah beberapa adegan tidak senonoh yang dimainkan oleh salah seorang pemain film ini, yaitu adegan mandi di dalam bathub tanpa busana yang dilakukan oleh aktris Chintyana Alona. Dan parahnya, dia malah menganggap hal itu adalah art dalam film. Bagi saya, itu bukan lagi art, tetapi sudah aksi yang tidak pantas untuk dipertontonkan. Tak hanya berhenti di situ, masih ada lagi adegan ranjang yang sungguh tidak enak untuk dilihat. Dewi Persik? Jangan tanya lagi. Anda pasti sudah tahu track record Dewi Persik sebagai artis yang......., yah bagaimanalah, Anda cari tahu sendiri. Begitu juga dengan aktris Heather Storm, yang berulang kali beradegan seksi yang kadang hanya memakai pakaian dalamnya saja. 
Adegan Panas Dewi Persik dengan Keith Foo 
dalam film Paku Kuntilanak
Jadi, tak salah jika film yang juga dibintangi oleh Keith Foo, Kiwil, Nanny Wijaya, Eddie Brokoli, Hardhi Fadillah, dan Baron Hermanto tersebut menuai kecaman banyak pihak. Dan banyak juga yang menganggap Paku Kuntilanak ini bukan film horor, tetapi film semi BF (Semi-Blue Film). Dan kabar yang terbaru, film yang disutradarai oleh Findo Purnomo tersebut telah mendapat kecaman keras dari MUI (Majelis Ulama Indonesia). Bahkan MUI dikabarkan telah menyusun berkas perkara untuk memprotes keberadaan film Paku Kuntilanak. MUI bahkan mengatakan sendiri bahwa seharusnya film itu tidak hanya mengandung seni semata, tetapi juga harus mengandung nilai-nilai yang bisa diteladani oleh masyarakat. Dan menurut kebanyakan orang ketika menanggapi film ini, seharusnya film horor tidak seperti itu. Mereka juga menyatakan bahwa akan lebih baik membuat film yang materinya atau temanya diambil dari bumi Indonesia sendiri, seperti yang telah dilakukan dalam film Laskar Pelangi, Nagabonar 1 dan 2, Denias, Garuda di Dadaku, King, dan cukup banyak lagi lainnya. Film-film tersebut saya rasa lebih bermutu daripada sekadar menampilkan film horor yang tak jelas juntrungnya dan malah menyisipkan adegan-adegan tidak pantas. 
Semoga para insan perfilman Indonesia bisa segera berbenah diri. Masih banyak potensi yang bisa digali dari bumi Indonesia untuk dijadikan sumber inspirasi pembuatan film yang nantinya bisa memberi banyak nilai moral untuk bisa dijadikan teladan.
Read more »

 
Cheap Web Hosting | Top Web Hosts | Great HTML Templates from easytemplates.com.